Debt Equity Ratio (DER) #Seri Fundamental
Fundamental Series: Debt Equity Ratio (DER) Teliti sebelum membeli, salah satu indikator yang jangan sampai terlewatkan oleh anda para investor mania adalah Debt Equity Ratio disingkat DER, ada yang menyebut langsung juga Debt Equity, ataupun Debt/Equity. Pembahasan mengenai Debt dan Equity telah dibahas dalam tulisan sebelumnya. Bicara mengenai Debt (hutang) saya rasa sebagian besar perusahaan dipasar modal kita rata-rata memiliki debt, walaupun ada pula perusahaan yang anti dengan hutang. Mengenai kegunaannya sendiri bagus tidaknya bisa memicu perdebatan. Hutang yang dimanfaatkan dengan baik dapat saja memberikan keuntungan yang berlipat bagi perusahaan, namun sebaliknya pengelolaan hutang yang salah dapat berakibat buruk bahkan sangat buruk bagi perusahaan tersebut. Jadi apakah suatu perusahaan perlu berhutang ? Dikira-kira sendiri saja lah ya tergantung menejemen resiko masing-masing. Dalam tulisan kali ini kita akang membahas mengenai Debt Equity Ratio (DER). DER adalah perbandingan antara Hutang (Debt) dengan Ekuitas (Total Equity) perusahaan. Rumus mencari DER yaitu: DER = Hutang (Debt) / Total Equity Angka DER sendiri menunjukan berapa rasio Hutang (Debt) perusahaan dibandingkan Total Equity. Ketika kita melihat jumlah hutang perusahaan tentunya kita tidak dapat menebak jumlah tersebut besar atau kecil tanpa ada pembanding. Dalam hal ini untuk menentukan besar kecilnya hutang suatu perusahaan kita menggunakan Total Equity sebagai pembanding. DER > 1 berarti Hutangnya lebih besar dari Equity DER < 1 berarti Hutangnya lebih kecil dari Equity (selama DER tidak < 0 atau negatif) DER negatif (ini lumayan parah) artinya seandainya seluruh asset dijual sekalipun tidak cukup untuk membayar hutang pada saat ini. Hutang sudah lebih besar dari Asset Berapa kira-kira DER yang baik ? Kalau menurut Warren Buffet, DER perusahaan sebaiknya kurang dari 1 (jika tidak kenal siapa Warren Buffet mungkin sebaiknya digoogle saja ya). Artinya sebisa mungkin hutang perusahaan jangan lebih besar dari Total Equity. Hal tersebut tentu sangat masuk akal mengingat "masa kita menginvestasikan uang kita diperusahaan yang hutannya bahkan lebih besar dari kekayaan". Bicara Debt tentunya bicara resiko, semakin besar debt perusahaan tentunya resikonya juga meningkat (disamping potensi keuntungan). Saya lebih menyarankan untuk mencari perusahaan yang debtnya relatif kecil untuk mengurangi resiko (main aman). DER yang disarankan lebih dari sama dengan 0 kurang dari 1.
Perlu Diingat
Ketika suatu perusahaan berutang, ada baiknya anda mengetahui alasan dibalik pengambilan hutang tersebut. Suatu perusahaan dapat berhutang untuk ekspansi, atau malah untuk menutupi hutang yang lain. Teliti sebelum membeli.
Perusahaan yang rasio hutangnya (DER) berkurang dari waktu-kewaktu juga merupakan pertanda baik. Apabila dikemudian hari perusahaan tersebut kembali menambah hutang, sebagai investor yang baik sebaiknya anda perlu mengetahui alasan penambahan hutang tersebut seperti pada poin pertama.